Naskah Kiriman Rindu
Tatkala sendu beradu di kalbu
lafaz syahdu mengiringi hembus nafas yang bisu
memuji-Nya dengan zikir persis irama lagu
aku rapuh dalam buntu dan ragu.
Terbuai dek embun bayu peneman kala subuh itu
kupejamkan mata merelakan segala yang terbuku
beralaskan tikar baldu hadiah terakhirmu
kuutuskan bacaan senaskah kiriman rindu untukmu.
Pinta hatiku agar kau kembali bersamaku
namun siapalah aku mengingkar takdir Yang Maha Satu
mungkin tersisip rencana baru rekayasa hidupku
mengajarku erti rindu tak harus bertemu.
Azreen Azirah
IPK Sarawak
10 Februari 2021
Pencak Pahlawan
Tanah ini pernah menyaksikan
mulianya pencak pahlawan
menggenggam keris di tangan
biar darah berlumuran
nyawa menjadi taruhan
Jasad bergelimpangan
anak isteri ditinggalkan
air mata berlinangan
dahaga dan kelaparan
namun tiada ketakutan
mengerah segala urat pengorbanan
demi teguhnya perjuangan
menagih sebuah kemerdekaan
gugurmu lambang kebanggaan
memorimu kekal di ingatan
kita tidak merasai bebanan
jauh sekali kepayahan dan kesukaran
hanya bertempik kegirangan
kencangnya suara laungan
bersama menelusuri kenangan
menghayati kesenangan
menghargai kedamaian
utuh menjadi anak watan
tidak lupa daratan
usah lena dibuai keasyikan
agar azimat keramat ini tidak dilupakan
bukan sekadar ungkapan khayalan
kekal segar sepanjang zaman
Ramzi Junai
Kampung Sekaan Besar, Matu.
Khilaf
Hingga waktu lena senja
kisah pahit tak sudah
dihidangkan cangkir bisu
sedang seteguk suam dihirup
mengalirkan jua bara gusar
ketika permintaan jadi kemestian
bukan sekadar permainan teka kata
menuang dalam diam.
Sebalik bancuhan berjamu pandang
butir kemanisan tumpah
pedihnya pernah menghitung ragu
membekas lalu sembunyi
setelah kita takungi
lantas melimpahkan percaya
sisa-sisa khilaf dingin
kelmarin mengucur tulus.
Dalia Kasim
Kuching, Jun 2022.