Menelusuri waktu
Waktu terus berlalu
mereka tetap di situ
membilang hari dan waktu
menanti takdir yang menentu.
Nun jauh di sana
kanak-kanak berlari riang
mengejar cita-cita dan impian
tanpa dikekang keadaan.
Tapi mereka,
masih tetap di situ
melewati hari-hari sepi
terkurung dalam gua yang suram.
Berikanlah mereka peluang
menerobos ke seluruh seantero
untuk merasai nikmat kehidupan
biarpun tiada biasan cahaya
mengiring mereka dalam perjalanan
menemui makna yang fitrah
dalam menelusuri waktu yang pasti berubah.
Dayangku Aisah Awg. Taha
Kampung Assyakirin
24 April 2022
Secebis Hati yang Luka
Ketika fajar sidik mendatang,
Ku cuba nyah hati yang bejat,
Mendengar ocehan yang tidak benar,
Sudah risi ku mendengar.
Saat serapah memenuhi ruang fikiran,
Hadir sungai di hujung mata,
Galang kepala juga penat mendengar sedan,
Menjadi saksi kala bibir hilang kata.
Remuknya jiwa ingin dianggap,
Mendabik di kejamnya dunia,
Namun sekadar mimpi si kerdil,
Perlahan hilang dalam kepekatan malam.
Senandika ku berbicara,
Gagahlah menongkah aral,
Menghirup pawana, menghembus lara,
Ku sembunyikan rasa di arungan hati.
Saat candra kembali menjenguk,
Masih bersisa secebis hati yang luka.
Davidsal Jimmy Berayen
Dari Mata ke Tangan
Pada matamu
akan kubina titi
ke lubuk hatimu
untuk ditarik jiwa yang sepi.
Pada bibirmu
kutanam tebu
agar hempedu
dihirup semanis madu.
Pada tanganmu
kurenjis air mata
untuk kau kutip sebutir debu
lalu disisip pada matamu.
Benedict Anak Samling